"Hendaklah kalian mengingat Allah, dan shalatlah kalian di awal waktu. Sesungguhnya Allah `Azza wa Jalla melipatgandakan pahala kalian" (HR. Al-Thabrani)
Shalat adalah "komunikasi langsung" dengan Khaliq. Langsung karena tidak boleh "diwakilkan" oleh orang lain. Atau, tidak boleh digantikan oleh amalan apapun, karena ia sarana percakapan hamba (makhluk) dengan penciptanya (khalik).Dan Allah telah menentukan waktu-waktunya, “….sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang sudah ditentukan waktunya bagi orang mukmin”. (Qs. An-Nisaa: 103)
Sungguh indah kehidupan seorang Muslim dengan Rabb-nya. Setiap hari, lima kali ia menghadap kepada-Nya. Belum lagi shalat-shalat tambahan (nawafil), seperti Dhuha, Witir, Qiyamullail, dsb. Saat itulah hamba sebagai maklhuk meninggikan Rabb-nya sebagai Rabbiul a’la, Bertasybih, memohon pertolongan, meminta rahmat, huda dan maghfirrah kepada-Nya.
Sungguh indah kehidupan seorang Muslim dengan Rabb-nya. Setiap hari, lima kali ia menghadap kepada-Nya. Belum lagi shalat-shalat tambahan (nawafil), seperti Dhuha, Witir, Qiyamullail, dsb. Saat itulah hamba sebagai maklhuk meninggikan Rabb-nya sebagai Rabbiul a’la, Bertasybih, memohon pertolongan, meminta rahmat, huda dan maghfirrah kepada-Nya.