Kalimat la ilaha illallah memiliki tujuh syarat yang tidak sah kecuali ketujuh syarat tersebut terpenuhi dan seorang hamba harus berpegang teguh padanya tanpa menghilangkan salah satu dari ketujuh syarat tersebut, yaitu :
1.Al-Ilmu.(pengetahuan)
Yaitu mengetahui makna kalimat la ilaha illallah dari segi nafy (peniadaan) dan itsbat (penetapan) dan mengetahui semua konsekuesinya Jika seorang mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya zat yang patut disembah dan menyembah kepada selainNya adalah batil lalu ia mengamalkan pengetahuannya tersebut, berarti ia telah mengetahui makna kalimat tersebut. Allah berfirman :
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang Haq) melainkan Allah (QS. 47:19).
Rasulullah Saw. bersabda :
Barang siapa meninggal dunia dan ia mengetahui bahwa tidak ada tuhan
yang hak kecuali Allah, maka ia masuk surga.2.Al-Yakin.(keyakinan)
Yaitu dengan melafalkan kalimat ini dengan keyakinan dan kemantapan hati tanpa adanya keraguan yang dihembuskan setan jin dan manusia. Bahkan ia harus mengucapkannya dengan keyakinan yang mantap dan meyakini konsekuensinya.
Yaitu dengan melafalkan kalimat ini dengan keyakinan dan kemantapan hati tanpa adanya keraguan yang dihembuskan setan jin dan manusia. Bahkan ia harus mengucapkannya dengan keyakinan yang mantap dan meyakini konsekuensinya.
Allah berfirman :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu (QS. 49:15).
Rsulullah saw. bersabda :
"Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang hak kecuali Allah dan aku (Muhammad) adalah utusanNya tidak akan Allah hujamkan pada seorang hamba yang tidak ada keraguan padanya melainkan ia akan masuk surga." (HR. Muslim).
3.Al-Qabul.(penerimaan)
Yaitu menerima semua konsekuensi kalimat ini dengan hati dan lisannya, membenarkan dan mempercayai segala berita yang datang dari Rasulillah saw serta menerimanya tanpa penolakan sedikit pun. Allah berfirman :
Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):"Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:"Kami dengar dan kami ta'at". (Mereka berdoa):"Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. 2:285).
Termasuk ke dalam kategori menolak dan tidak menerima, jika seseorang menentang atau menolak sebagian hukum syar'i atau hudud, seperti orang-orang yang menentang hukum pencuri, zina, bolehnya berpolygami, hukum waris dan lainnya. Allah berfirman :
Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (QS. 33:36).
4.Al-Inqiyad.(tunduk)
Yaitu pasrah dan tunduk terhadap apa yang terkandung dalam kalimat ikhlas ini. Perbedaan antara iqiyad (tunduk) dan qabul (penerimaan) yaitu bahwa qabul adalah menyatakan kebenaran maka kalimat ini dengan perkataan dan inqiyad adalah mengikutinya dengan tindakan. Jika seseorang telah mengetahui makna la ilaha illallah, meyakini dan menerimanya, namun ia tidak tunduk, pasrah dan mengamalkan konsekuensi pengetahuannya itu, maka hal ini tidak ada berguna baginya. Allah berfirman :
Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserah dirilah kepada-Nya (QS. 39:54).
Dan firmanNya :
Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya. (QS. 4:65).
5.Al-Shidq.(jujur)
Yaitu jujur kepada Allah, maksudnya jujur dalam keimanan dan aqidahnya. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. 9:119).
Rasulullah saw. bersabda :
Barang siapa mengucapkan kalimat la ilaha illallah dengan jujur dari dalam hatinya maka ia masuk surga. (Hr. Ahmad dalam Musnad).
Bila ia mengucapkan syahadat dengan lisannya tapi hatinya mengingkarinya, maka hal ini tidak dapat menyelamatkannya, bahkan ia termasuk ke dalam golongan orang-orang munafik. Termasuk tidak jujur jika seseorang mendustai ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. atau sebagiannya, karena Allah telah memerintahka kita untuk mentaatinya dan membenarkannya dan menyertainya dengan ketaatan kepadaNya. Allah berfirman :
Katakanlah:"Ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul; (QS. 24:54).
mendustai ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. atau sebagiannya, karena Allah telah memerintahka kita untuk mentaatinya dan membenarkannya dan menyertainya dengan ketaatan kepadaNya. Allah berfirman :
Katakanlah:"Ta'atlah kepada Allah dan ta'atlah kepada Rasul; (QS. 24:54).
6.Al-Ikhlash.(ikhlas)
Yaitu pensucian perbuatan manusia dengan niat yang baik dari segala noda syirik dengan cara mengikhlaskan semua perkataan dan perbuatannya hanya untuk Allah dan mencari ridhaNya. Di dalamnya tidak ada noda riya, sum'ah, mengambil keuntungan, kepentingan pribadi, nafsu zahir dan batin ataupun terdorong untuk beramal karena kecintaan terhadap seseorang, mazhab, atau golongan yang ia pasrah padanya tanpa adanya petunjuk dari Allah. Ia berdakwah hanyalah karena mencari ridha Allah dan negeri akhirat. Hatinya tidak menoleh kepada seorang makhlukpun untuk mendapatkan
balasan ataupun rasa terima kasih darinya. Allah berfirman :
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (QS. 39:3).
Dan firmanNya :
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam(menjalankan) agama yang lurus, (QS. 98:5).
Diriwayatkan dalam kitab sahih Bukhari dan Muslim dari hadis 'Utban bahwa Rasulullah saw. bersabda :
Sesugguhnya Allah telah megharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan kalimat la ilaha illallah karena mencari ridha Allah.
7.Al-Mahabbah.(kecintaan)
Yaitu mencintai kalimat yang agung ini, tuntunan da petunjuknya. Ia mencintai Allah dan RasulNya. Cintanya kepada keduanya melebihi segalanya. Kecintaan ini harus ada disertai dengan syarat-syarat dan kewajibanya, yaitu mencintai Allah disertai dengan memuliakan, mengagungkan, takut, dan pengharapan kepadaNya serta mencintai segala sesuatu yang dicintaiNya, yaitu:
- Tempat, tempat tertentu seperti Mekkah, Madinah dan mesjid-mesjid pada
umumnya.
- Waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan, 10 hari pertama bula Dzul hijjah
dan lain-lain.
- Sosok-sosok tertentu seperti para nabi, rasul, malaikat, shiddiqin, syuhada' dan
shalihin.
- Perbuatan-perbuatan tertentu seperti shalat, zakat, puasa dan haji.
- Ucapan-ucapan tertentu seperti zikir dan bacaan al-Quran.
Termasuk mencintai Allah adalah medahulukan segala yang dicintaiNya atas segala sesuatu yang dicintai, dihasrati dan diinginkan oleh dirinya dan membenci segala sesuatu yang dibenci olehNya, seperti orang-orang kafir, kekufuran, kefasikan dan kemaksiyatan. Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang mutad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. (QS. 5:54).
MAKNA KALIMAT MUHAMMAD RASULULLAH
Maknanya adalah pengakuan secara lahir dan batin bahwa beliau adalah hamba dan Rasul Allah kepada semua mausia. Dan sebagai konsekuensinya adalah mentaati perintah-Nya, membenarkan semua yang dikabarinya, menjauhi larangannya dan tidak “beribadah” Allah kecuali sesuai dengan yang disyari'atkannya. Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasul Allah memiliki dua rukun, yaitu : 'abduhu wa rasuluh, hamba dan utusanNya. Keduanya menafikan sifat berlebih-lebihan dan acuh terhadap hak beliau. Beliau adalah hamba dan rasul-Nya, makhluk yang paling sempurna dengan kedua sifat mulia ini.
Makna al-'abdu di sini adalah yang dimiliki dan yang menyembah, yaitu manusia biasa yang diciptakan seperti manusia lainnya dan mengalami seperti yang dialami manusia lainnya. Allah berfirman :
Katakanlah:"Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu
(QS. 18:110).
Dan firmanNya :
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (al-Qur'an) dan dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya; (QS. 18:1).
Sedangkan makna al-rasul adalah yang diutus kepada semua manusia untuk mengajak mereka ke jalan Allah dengan memberikan kabar gembira sekaligus peringatan. Dengan kedua sifat ini berarti bersyahadat dengan meniadakan berlebih-lebihan dan acuh terhadap hak beliau. Sebab banyak yang megaku sebagai umatnya, namun mereka berlebihan dan melampaui batas hingga menempatkannya di atas tingkat penyembahan sampai beliau disembah di samping menyembah Allah dengan memohon pertolongan kepada beliau dan meminta darinya sesuatu yang tidak dapat dipenuhi kecuali oleh Allah, seperti memenuhi segala kebutuhan dan menghilangkan segala kesulitan. Ada lagi yang mengingkari kerasulan beliau ataupun acuh dalam megikuti beliau dan berpedoman pada ucapan-ucapan yang bertentangan dengan risalah beliau.
Dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah menjelaskan bahwa perkataan dan perbuatan yang diterima adalah yang berdaarkan aqidah yang benar. Apabila aqidah tidak benar maka seluruh amal menjadi sia-sia.Allah berfirman:
Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerina hukum-hukum Islam). Maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi. (QS.5:5)
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS. 39:65)
Al-Quran dan as-sunnah menjelaskan bahwa aqidah yang benar terhimpun secara ringkas dalam enam hal, yaitu beriman kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, Para malaikat, hari akhir dan beriman kepada semua ketentuan-Nya baik dan buruk. keenam hal ini adalah merupakan dasar akidah yang benar yang dengan al-quran diturunkan dan Rasulullah Saw diutus. inilah yang disebut dengan rukun iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar