Rabu, 11 Maret 2009

Pedoman Pengenalan Rubbubiya

PEDOMAN PENGENALAN RUBBUBIYAH
Q.s (3): 14-16.
Artinya : 14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
15. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Bashiirul Bili’baad.
16.(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Rabbi, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka”

Gambaran dari ayat ini sangat jelas tentang apa-apa yang digandrungi oleh kebanyakan manusia di dunia, keuntungan sementara. Dalam ayat ini dijadikan ”indah” pada pandangan mata khususnya laki-laki terhadap harta, tahta dan wanita. Wanita tidak hanya dikaitkan dengan kebutuhan biologis.
Manusia bila dikategorikan berdasarkan makanan terdapat tiga jenis manusia. Jenis tersebut adalah apa makan, makan apa, dan makan siapa. Penumpukan harta hingga berlimpah merupakan suatu tindakan yang termotivasi pada rasa ingin memiliki.
Kuda yang bagus. Ayat ini menyiratkan adanya ambisi untuk mendapatkan pengakuan yang lebih daripada yang lain. Sehingga kepemilikan terhadap kuda yang bagus tidak berdasar pada fungsi aslinya.
Ternak mempunyai tiga fungsi utama yaitu diambil dagingnya, susunya dan sebagai alat transportasi. Dapat ditarik kesimpulan penguasaan barang dan jasa berdampak pada penguasaan terhadap hajat hidup orang banyak.
Ayat ini menjelaskan kecenderungan manusia untuk mengejar status sosial, kepemilikan, ambisi (kekuasaan), barang dan jasa, serta kemakmuran dan kesejahteraan. Kecenderungan ini memang diberikan Allah tetapi perlu digaris bawahi kesemuanya itu hanyalah sementara.
Kecenderungan-kecenderungan yang digambarkan di ayat 14 ternyata Allah memberikan yang lebih baik yang diperuntukkan orang-orang yang bertakwa berupa surga. Kehidupan tersebut kekal, tidak berubah.
Allah selalu melihat hamba-hambanya yaitu hamba yang.
1. Berdoa.
2. Sabar.
3. Benar.
4. Tunduk.
5. Menafkahkan harta.
6. Memohon ampunan waktu sahur.
Q.s (42): 19-20.
Artinya : Allah Maha lembut (Lathiif) terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Qowiyyul Aziiz
20. Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat”.
Keinginan seseorang untuk mendapatkan keuntungan akhirat maka Allah akan menambahkan keuntungan baginya. Tetapi jika seseorang hanya termotivasi untuk keuntungan dunia, Allah akan memberikan sebagian keuntungan tetapi tidak sedikitpun mendapat keuntungan akhirat.
Q.s (46): 19-20.
Artinya : Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
20. Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik”.
Derajat menurut amal. Contoh a mempunyai 10000, b mempunyai 1000000. Keduanya berinfak sebesar 1000. Derajat a akan lebih tinggi daripada b.
Q.s (47): 2-3.
Artinya : Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Rabb mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.
3. Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Rabb mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka”.
Keimanan dan amal shalih seta mereka beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad, sedang al-Quran adalah yang hak dari Allah. Allah akan menghapuskan kesalahan dan memperbaiki keadaan mereka. Jadi iman bukanlah hanya penanaman keyakinan dalam qalb, pengucapan dalam lisan, pengamalan dalam perbuatan tetapi juga lulus dari cobaan.
Hasil amaliyah dan fikriyah bergantung pada motivasi mengingat Allah telah memberi modal berupa jasad. Jika motivasinya hanya didasarkan pada keuntungan dunia, maka performa dari amaliyah dan fikriyah akan bernilai kecil.
Q.s (3): 13.
Arinya : “Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”.
Sesungguhnya ada satu keterangan terhadap dua golongan yang berperang di jalan Allah dan kafiruun. Allah memberikan pertolongannya (al-Quwwatul Ghalibah) dengan mengkuadratkan golongan muslimin.
Hidup seseorang baik kafir maupun beriman selalu dipenuhi dengan peperangan. Peperangan melawan tantangan untuk mencapai dunia atau akhirat. Peperangan dibedakan menjadi dua fii sabilillah dan di luar dari jalan Allah. Fii sabilillah adalah jalan untuk meninggikan kalimat Allah setinggi-tingginya sehingga tidak ada kalimat-kalimat lain yang melebihinya.
Keyakinan akan amaliyah dan fikriyah yang dilakukan telah berada pada jalan Allah, maka kemampuan mereka akan mengalami pembesaran dua kali lipat yang meliputi kekuasaan dan kemuliaan.
Q.s (3): 26-27.
Artinya : Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Kullisyai’in Qadiir.
27. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
Allah akan memberikan kekuasaan dari kaum kafir kepada kaum muslimin. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, pemberian kekuasaan dari ketidakberdayaan. Rezeki ini tidak dapat diperhitungkan.
Faktor Pendukung.
1. Taqwa.
Memelihara diri dari kehidupan agar janjinya kepada Allah yaitu hanya mengakui Allah yang menjadi rabbnya, tetap terlaksana. Dengan kata lain diartikan sikap kehati-hatian terhadap diri dari kehidupan untuk memenuhi janji.
Allah akan memberikan ganjaran berupa surga. Saat memulainya akan mengalami pembebanan terhadap diri, setelah menjalankannya akan terasa nikmatnya.
2. Iman.
Q.s (2): 284-285.
Artinya : Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Kullisyai’in Qadiir.
285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Iman adalah adanya suatu keterikatan terhadap kebenaran ayat-ayat Allah dalam seluruh aspek kehidupan di dalam perjanjiannya kepada Allah. Pada ayat ini terdapat tiga kalimat yang menggambarkan kata iman yaitu kami dengar dan kami taat, ampunilah wahai Rabb kami, dan kepada engkaulah kami kembali.
3. Sabar.
Q.s (2): 153.
Artinya : ” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
Tidak berputus asa dalam menunggu datangnya pertolongan Allah.
Q.s (2): 155-157.
Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Orang yang sabar adalah orang-orang yang bila ditimpa musibah berkata “sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami kembali.” Dari sini didapat kesimpulan sabar adalah tahan uji.
4. Shadiqqin.
Berkomitmen, berikatan terhadap kebenaran.
5. Qanitiin.
Q.s (4): 59.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Ulul amri, pemimpin yang memimpin orang-orang beriman. Ketaatan terhadap ulil amri dijaga selama ulil amri berada dalam syariah (fii sabilillah). Bila terjadi perselisihan diantara dua pihak maka harus dikembalikan pada Allah dan Rasul.
6. Munaafiqiin.
Perintah untuk menafkahkan.
Q.s (57): 7.
Artinya : Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya]. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”
Q.s (9): 34-35.
Artinya : .…..Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
35. pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
Para mustahiq diberi harta, bukan meminta harta. Harta merupakan ujian bagi yang diberi kelebihan untuk menafkahkannya kepada para mustahiq.
7. Mustagfiriin.
Q.s (3): 133.
Artinya : Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.
Ampunan, penghapusan akibat karena adanya kesalahan bukan penghapusan kesalahan.
Inilah faktor pendukung agar kita terhindar dari cinta dunia semoga tulisan ini bisa menjadi reungan untuk kita
Billahi Fii Sabilil Haqq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar